"Gala Bunga Matahari" adalah Campur Tangan Tuhan
Saya tidak mengada-ada, tetapi memang agak hiperbola. Sebab, bagaimana sebuah lagu dengan lirik semacam ini bisa tercipta dari tangan seorang manusia, kalau tidak ada campur tangan Tuhan di dalamnya? Bagaimana agar lebih meresapi tulisan ini, kita sembari mendengarkan lagunya? Tidak ada karya yang lebih menarik dibanding sebuah karya yang mengadu sabda Tuhan dan pemikiran si empunya karya. Mengadu dalam maksud menyetujui, mempertanyakan, atau bahkan menentang. Sebagaimana orang-orang barat membuat film tentang Nabi Nuh dan kapalnya, Ahmad Dhani dengan Virus Cinta-nya, Leonardo da Vinci pada Perjamuan Terakhir, lalu kali ini Sal Priadi bersama "Gala Bunga Matahari". Kerinduan terhadap seseorang yang sudah tiada. Sal mempresentasikan kerinduannya ke dalam sesuatu yang realistis; tahu bahwa seseorang yang telah tiada akan tetap tiada. Tidak ada lagi wujudnya kembali ke dunia. "Mungkingkah, mungkinkah, mungkinkah, kau mampir hari ini? Bila tidak mirip kau, jadilah bunga mat...