Apa yang Membuatku Menulismu Lagi

Apa yang membuatku menulismu lagi?
Bukan siapa, tapi apa.
Bukan seorang wanita, tapi sebuah rasa suka.
Jadi, kuulangi, apa yang membuatku menulismu lagi?

Atau lebih tepatnya, apa yang membuatku menulisimu lagi?

Dia bertanya tentang bagaimana aku menulis kalau suasana hatiku buruk.
Dia siapa? Tidak penting, cukup aku yang anggap dia penting.
Tidak usah sampai di Instagram namanya kau keruk.

Aku menjawab, "Aku akan keluar jalan-jalan sambil mendongak melihat awan."
Dia mengangguk-angguk.
Aku kehilangan frasa, kualihkan dengan melihatnya, serasa kikuk.

Jadi, kenapa jalan-jalan?
Sebab, aku bisa melihat banyak orang.

Ada yang makan ramai-ramai dengan temannya.
Ada yang singgah sebentar untuk membeli makanan, lalu dibawa pulang.
Ada yang makan sambil berduaan.
Ada yang menunggu di depan kos pacarnya dengan tangan membawa makanan.

Aku ingin mengajaknya melihat semua itu.
Namun, itu nanti.
Entah nanti, entah tidak sama sekali.

Jadi, apa yang membuatku menulismu lagi?

Aku ke toko buku beberapa pekan lalu.
Berjejer buku dengan bermacam penulis.
Aku lihat yang berada di deretan rak paling laris.
Hampir semuanya cerita romantis

Sisanya... buku rohani, motivasi, dan sedikit tentang tips sehari-hari.
Jadi, selama ini tulisanku memang tidak pernah laris.
Iya... rak buku horor jauh dari yang laris.

Paling cuma bukunya Risa Saraswati.

Jadi, apa yang membuatku menulismu lagi?
Bukan karena dia yang tak mau lari dari hati.
Hanya saja tulisanku, yang ngomongin hati, lebih banyak diminati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama