Cerpen: Midnight Man, (dari buku Rasi Bintang)

Ini adalah cerpen yang saya ikutkan dalam lomba yang diadakan oleh Dhesfi Pressindo. Cerpen saya ini sudah dijadikan sebuah buku bersama cerpen-cerpen lainnya. Yang berminat ingin membeli bukunya bisa lihat dan pesan di Dhesfi Kedavra

Midnight Man

"Guys, gue punya mainan baru nih" kata Andromeda, temanku saat kami berkumpul di rumah pohon di dekat rumahku.

"Ada yang mau ikut gak? Nama mainannya, midnight game, asik kan?" Kata Andro lagi

Leo, yang sangat dekat dengan Andro, langsung setuju aja. Dia gak mau dikatain cemen oleh Andro.

"Nah Ara, gimana? Mau ikut gak?" Tanya Andro ke aku
Setelah berpikir, akhirnya aku mengangguk setuju.

"Sip dah, entar malem jam 10 kita kumpul di sini lagi dan gue bakal kasih tau gimana cara mainnya.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, dan kami semua sudah berkumpul di rumah pohon ini. Aku, Andro, dan Leo.

"Oke, jadi midnight game itu kayak manggil roh yang namanya Midnight Man, pertama tulis nama kalian di kertas ini" Andro menerangkan apa yang harus kami lakukan.

"Selanjutnya, kita harus netesin darah kita di kertas yang udah ada nama kita ini" Andro memberi intruksi selanjutnya. "Tenang, gak bakal sakit kok, aku ada alat yang biasa dipake buat tes golongan darah, jadi gak bakal berasa" Andro coba menenangkan kami.

Kami hanya mengikuti apa yang Andro instruksikan. Andro meminta semua dari kami berdiri dan berkeliling rumah pohon ini.  Ruangan ini sekarang hanya diterangi sebatang lilin yang tentu cahayanya tidak cukup untuk membuat kami tau apa yang ada di sekitar.

Kami semua berjalan mengelilingi rumah pohon. Udara dingin malam itu terasa sangat menusuk. Ini lebih dingin dari biasanya. Lilin sempat mati beberapa kali. Andro terburu menghidupkan lilin itu lagi. Mati lagi, dihidupkan lagi. Mati lagi dihidupkan lagi. Sampai pada saat lilin mati lagi dan Andro yang mulai terlihat gugup buru-buru menghidupkannya lagi. Tapi, korek apinya sedikit macet. Andro kesulitan untuk menghidupkan lagi lilin itu. Dia makin terlihat gugup. Tapi, akhirnya lilin itu bisa dihidupkannya lagi.

"Sekarang udah jam berapa?" Tanya Andro

"Udah jam 03.35" jawab Leo

"Oke, game selesai" kata Andro setelah itu.

"Liat, gak terjadi apa-apa kan?" Katanya lagi, "Sekarang idupin lagi senter kalian" lanjutnya

Saat kami menghidupkan senter dan menerangi semua ruangan, aku terkejut, sangat terkejut melihat wajah Andro. Wajahnya sangat pucat. Pucat sekali. Seperti orang yang dikurung di tahanan dan tidak diberi makan seharian.

Kami langsung segera pulang. Dengan masih bingung atas apa yang terjadi dengan Andro barusan.
Dua hari setelahnya, aku tidak sengaja berjalan melewati rumah Leo. Di sana sudah sangat ramai orang. Polisi, orang-orang dengan wajah takut, ibu Leo juga di sana sedang menangis.

"Ini ada apa?" Tanyaku ke Andro yang sudah duluan di sana

"Leo, Leo... Leo... meninggal" jawab Andro

"HAH?! Kenapa bisa? Kenapa Leo bisa...." tanyaku kaget

"Midnight Man" jawab Andro yang wajahnya sudah pucat sekali, lebih pucat dari saat kami uji nyali di rumah pohon kemarin

"Midnight Man? Midnight Man apaan, An?" Tanyaku.

Aku melihat polisi sedang berbicara dan memegang beberapa lembar photo di tangannya. Foto kondisi mayat Leo. Aku hampir pingsan saat melihatnya. Sungguh, ini benar-benar mengerikan. Perut Leo seolah ditarik keluar. Usus? Apa itu usus yang keluar dari perut Leo? Tapi, yang lebih mengerikan dari itu, Jasad Leo tergantung di dinding dengan katana yang menembus lehernya dan menancap di dinding. Aku benar-benar tidak sanggup melihat itu.

"Gu... gue... gue ngeliat Midnight Man" Andro berucap setelah lama membisu

"Waktu uji nyali kemarin, gue ngeliat dia, sebelum lilin mati, tinggi, besar, hitam, matanya.... AAahkk!!" Andro lari dengan sangat ketakutan, tidak pernah aku melihatnya seperti itu. Aku bergidik melihat itu.

Seminggu dari itu, suasana seperti kembali jadi normal. Aku mulai jarang melihat Andro. Dia sangat takut untuk hanya keluar rumah.
Malam ketujuh kematian Leo. Aku baru saja puang dari rumahnya. Sekitar pukul 22.30. Di tengah jalan, aku merasa ada seseorang yang mengikuti, aku menoleh ke belakang. Sosok itu mengagetkanku.  MIDNIGHT MAN!!

Baca kelanjutan ceritanya dengan membeli buku antologi cerpen Rasi Bintang. Thanks guys ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama