Kisah Kampret di Balik Benda Itu
Ada satu benda baru yang saat ini menghiasi meja di kamar persinggahanku di perantauan, sebuah benda yang tidak seharusnya genderku miliki. Namun, saat kalian tau itu dari siapa, lemari yang sesak seolah tidak pantas menjadi tempatnya. Dan di meja inilah benda itu sekarang berdiri.
Kadang... saat melihatnya, ada wajah si dia di sana. Membuatku betah memandanginya dan melempar jauh khayalanku. Namun, aku tau darimana benda ini berasal, salah satu kotak kaca di tempat bermain anak-anak di pusat perbelanjaan. Hal itu menyadarkan kalau sebenarnya dia tidak mungkin sendirian ke sana. Sesosok laki-laki yang sering aku lihat pulang dengan si dia tiba-tiba terlintas. Pasti. Sebagaimana selama ini dia menganggapku, bagaimana dia bersama laki-laki itu, dan hal-hal menyebalkan yang aku pikirkan saat dia telah membuat keputusan untuk pergi.
Sekarang benda ini telah mempunyai tempat baru, di balik alat tulisku, buku yang sengaja aku biarkan tergeletak di sana, dan tempat yang sebisa mungkin tidak akan aku lihat terlalu lama. Benda ini aku pindahkan setelah semua persepsi kampret yang aku bayangkan dan lemparan keras ke arah dinding tanpa sadar. Bagaimana rasanya harus menyukai teman sendiri yang terlalu asik menyukai orang lain?
You said move on, where do I go?
Berusaha untuk tak acuh, dan terlihat menyebalkan, sampai berpikir kalau dia lebih baik jadian dengan orang lain secepatnya. Lebih baik langsung jatuh keras ke tanah, daripada harus lompat satu lantai ke lantai yang lain.
Mengatakan kejujuran dan pada akhirnya membuat canggung satu sama lain, menyebalkan. Seperti benda yang aku ceritakan, ada satu kenangan manis yang ingin disimpan selama-lamanya, dan ada persepsi menyakitkan yang memuakkan. Entah harus dibuang atau tetap aku simpan.
Komentar
Posting Komentar