Biasakan Patah Hati

Semoga kita terbiasa terluka agar tak lekas mengeluh saat cinta tak terbalas dan harapan luruh.

Seperti biasa, gue cuma bakal menulis soal jatuh cinta dan hal-hal taik di sekitarnya. Jatuh cinta gak selamanya indah, kita hidup di dunia nyata. Kita tidak hidup di dunia Disney di mana semua bahagia untuk selamanya. Adakalanya jatuh cinta menghasilkan sakit hati... tunggu, gue ralat, jatuh cinta hanya akan menghasilkan sakit hati.

Terbiasa melahap cerita yang happy ending hanya akan membuat kalian nangis kejer saat patah hati. Untuk itu... biasakanlah patah hati.

Seperti sel darah putih yang selalu belajar dari virus yang telah dikalahkannya. Imunisasi melatih sel darah putih melakukan itu. Bayangkan jika sel darah putih tidak pernah berlatih menghadapi flu yang kita rasa. Flu yang seringan itu bakal terasa seperti serangan jantung.

Buat kalian yang selalu bahagia dalam cintanya, buat kalian yang tidak pernah merasakan cinta sepihak, dan buat kalian... kalian yang terbiasa tertawa bersama pasangan kalian, bersiaplah menghadapi sakit hati.

Terbiasalah untuk ditikung cintanya, terbiasalah untuk berharap pada cinta yang tak jelas, terbiasalah untuk jatuh cinta diam-diam dan berharap ditemukan, terbiasalah untuk tak bisa lepas dari cinta yang mencintai orang lain, terbiasalah untuk jatuh sejatuh-jatuhnya jatuh dalam cinta, terbiasalah tak bahagia. Karena kita akan belajar dari situ untuk terbiasa sakit hati.

Sadarkan dirimu bahwa dia yang kau harap mengucap selamat pagi sedang mengecup kekasihnya berulang kali.

Walau kau yakin cintamu selebat hujan, tapi percaya ada orang lain yang melindunginya dalam dekapan.

Rawatlah kesedihan dari kebahagiaan yang sudah dia dapatkan.

Biasakan Patah Hati.

Tak perlu status untuk bahagia. Nikmati saja, sampai masing-masing di antara kalian saling menemukan cinta.... Dia menemukan cintanya dan kau masih bertahan mencintainya.

Patah hatilah karena pilihanmu, setidaknya itu mengurangi rasa sakitmu.

Biasakan Patah Hati.

Simpan senyumnya rapat-rapat dalam sebuah folder yang kau ikat jauh di dalam otakmu yang sulit terpikat. Patah hatilah saat ini.

Biarkan dirimu tetap mencintainya saat ada yang lain menggenggam erat tangannya.

Sadarlah kau hanya pengagum yang untuk terbit saja tidak bisa. Patah hatilah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama