Ujian Nasional dan Kunci Jawaban

Halo para anak kelas tiga? Di sini gue mau ngomong sama anak kelas 3 SMA aja dulu, yang SMP bodo amat. Hari ini UN hari pertama baru aja kalian lalui, gimana? Udah ada yang meninggal dengan mulut berbusa?

Tenang, di sini gue, sebagai kakak kelas yang baik yang pernah ngalamin UN lebih dulu dari kalian, bakal ngasih tips buat UN. Tipsnya adalah... kagak ada. Rasain tuh soal-soal bejibun yang entah dewa level apa yang membuatnya.

Gimana rasanya jadi anak kelas 12 yang dipenuhi tekanan oleh para guru kampret kepada kalian? Mampus. Pertama, kalian ditekan untuk belajar buat UN. Kedua, kalian ditekan untuk belajar demi lulus SBMPTN biar masuk PTN favorit. Ketiga, kalian diberi waktu belajar tambahan sampai sore hanya untuk 4 hari UN dan mengulang materi kelas 1 dan 2 yang saat kalian ulang tiba-tiba kalian amnesia, "Gue kelas satu pernah belajar kayak ginian ya?" Dan kerennya lagi, setelah mempelajari semua itu kalian tetep gak ngerti apa-apa. Keren banget jadi anak kelas 12, ikut TO ini, TO itu, bimbel di sini, bimbel di situ, demi lulus tes perguruan tinggi atau institusi negara. Mampus.

Tapi... tapi, sekarang kan UN bukanlah indeks penentu kelulusan, jadi percaya diri saja dengan diri kalian, jangan percaya dengan kunci jawaban. Ya... kecuali kalau diri kalian percaya sama kunci jawaban, ya udah, pakek aja.

Bicara soal kunci jawaban, pasti nih ya, guru kalian bilang kalau jangan percaya sama kunci jawaban, belum tentu itu benar. Iya kan? Gue kasih tau itu bullshit semua. Gue pernah dapet kunci jawaban buat UN Bahasa Indonesia, dan di kunci jawaban gue ada penggalan soal nomor satu yang sama persis dengan soal UN. Luar biasanya lagi setelah gue cek nyaris 100% jawaban di kunci jawaban yang gue dapet ternyata benar. Dan gue yakin, kalau satu mata pelajaran aja udah bocor pasti mata pelajaran lain yang diujikan pasti sudah bocor juga. Di satu sisi gue miris banget, di satu sisi gue bahagia... ya iyalah gak usah belajar lagi coy.

Tapi gini, gue pernah bertanya sendiri ke diri gue, jika UN bukan penentu kelulusan, kenapa jawaban UN masih tetap bocor?

Jawabannya gue dapet setelah tau kalau penyebar kunci jawaban tersebut terdiri dari oknum-oknum guru dalam satu daerah yang terdapat hampir di semua wilayah di Indonesia.

Yap, kunci UN bocor karena satu hal... gengsi. Sekolah akan malu jika ternyata sekolahnya memiliki rata-rata nilai UN terendah di wilayahnya. Inilah yang menyebabkan pihak sekolah berusaha dengan cara apapun agar siswanya mendapat nilai terbaik saat UN. Dan tragisnya cara yang mereka gunakan adalah dengan tidak memercayai kemampuan anak-anak yang sudah tiga tahun mereka didik. Mungkin mereka tidak terang-terangan membagikan kunci ke murid mereka sendiri, ada strategi 'gotong-royong'. Pihak sekolah A memberi ke murid sekolah B, pihak sekolah B memberi ke murid sekolah C, pihak sekolah C memberi ke murid sekolah A. Begitu juga yang lainnya.

Menurut gue, UN tidak akan bersih dari kebocoran jika masih ada gengsi mengalir di dalamnya.
Cuma kalian yang sekarang sedang dan akan UN yang bisa mengubahnya. Percaya diri, jangan acuhkan kunci jawaban, anggap UN sebagai anak tangga yang memang perlu kalian naiki untuk memetik sebuah apel segar di atas pohon; tidak sulit, hanya perlu dinaiki satu per satu dan selesai.

UN yang jujur tidak tergantung pada guru kalian atau kami para alumni yang entah sedang di mana ini, semua ada di tangan kalian dan adik-adik kelas kalian. Tinggalkan kunci jawaban, kerjakan dengan santai, kalau tidak tau tertawakan, keluar, dan lupakan.

Kalian generasi yang lebih emas dari kami, we'll try to trust on you.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama