Move in Drama

Akh.... Akhirnya aku sadar setelah sekian lama berharap. Hati yang terpaku untuk tak bisa pindah tak akan pernah bisa dipaksakan. Dia seperti aku. Namun, bedanya dia akan kembali dan aku tak akan bisa memiliki. Pasrah saja, upaya seperti apa pun tak akan berbuah apa-apa.
Dan akhirnya, aku sadar untuk pindah secepat mungkin sebelum hati berlubang terhempas angin. Kemana? Entahlah, cuma satu tempat yang mungkin bisa membuatku melupakannya.

Dia, yang baru saja datang dan membawa sebuah kebohongan yang dia bilang dia masih sendirian. Nyatanya, jarak adalah yang memisahkan mereka. Aku batal unuk pindah. Namun, tetap bertahan pun sama saja. Malah akan lebih terluka.

Kita mulai drama, aku akan masuk dalam hidupmu dan mulai melupakannya. Persetan dengan dia yang masih kau panggil sayang. Jauh juga kan?

Aku akan ikuti permainanmu untuk mengusir kesendirianku. Aku akan lakukan apa yang awalnya ingin aku lakukan, meski hubungan masih terus kau jalankan.

Menjadi yang kedua? Bodoh. Tapi, aku tak peduli. Daripada tinggal dan tetap patah hati?

Aku sudah duga dari awal kita bertemu, kaulah yang bisa menjauhkanku dari harap yang membelenggu. Menerobos keluar dari lingkaran harap yang aku tau hanya akan sia-sia.

Aku tak peduli dengan kekasihmu yang jauh di sana, jika bersamamu aku bisa lupakan dia. Tak ada bedanya, sama-sama akan patah hati. Namun, setidaknya denganmu aku telah wanti-wanti.

Bukan merusak, aku cuma egois. Aku tak ingin berharap dengan taruhan hati kembali teriris.
Bukan tak tau diri, aku cuma ingin tak pikirkan dia lagi.

Denganmu aku coba penuhkan rasaku, walau tau kau dan dia sudah bersama lebih dulu. Tak peduli, aku cuma tak mau sakit hati.

Aku akan masuk dramamu, menggores cerita dalam luka yang aku sengaja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama