2019 Ganti Ini-Itu

Petahana akan selalu memamerkan keberhasilan, oposisi akan selalu mencari kegagalan. Konsep politik memang sejahat itu. Kita tidak diperbolehkan berbaik hati dengan lawan kita. Sebagaimana mekanisme debat, pro akan selamanya kontra dengan kontra, kontra akan selamanya pro dengan ketidaksetujuan. Bagaimana kalau keduanya bergabung? Politik dan debat, maka konsepnya akan lebih kejam lagi.

Di sebuah sesi wawancara di televisi bahkan, saat ditanyai jika diibaratkan pahlawan super, siapakah tokoh yang mewakili sosok calon yang mereka usung, para tim sukses berebutan Thanos untuk dijadikan sosok lawan mereka. Padahal Thanos memiliki niat baik, walau melalui cara yang buruk. Mereka hanya berpandangan melalui sudut pandang penokohan cerita picisan; ada protagonis yang baiknya sangat baik, dan antagonis yang selalu berusaha menjatuhkan protagonis. Jadi, jika selama ini Avengers adalah protagonis, peran Thanos pasti antagonis. Hanya berpatokan pada itu.

Nyatanya, mereka tidak mengerti arti pahlawan super sesungguhnya. Pahlawan memiliki arti sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran (KBBI edisi V). Mengapa kedua belah pihak mengutuk lawan mereka sebagai Thanos yang dicap sebagai villain di film "Avengers: Infinity War"? Mengakui Thanos sebagai pahlawan super? Atau hanya mengikuti konsep jahat dari politik; Kita tidak diperbolehkan berbaik hati dengan lawan kita?

Mengapa tidak jujur saja dengan keadaan? Calon yang mereka percaya adalah Captain America dan lawannya adalah Iron Man? Dengan bersatu keduanya membentuk aliansi pahlawan super yang menguasai Box Office. Dengan bersatu keduanya bisa mengalahkan ribuan pasukan Chittauri, dengan bersatu mereka bisa mengatasi serangan Ultron, namun saat keduanya berpisah karena berselisih, Thanos menghancurkan dunia mereka.

Mengapa politik tidak mau melihat kebaikan demi menggapai apa yang kita inginkan? Mengapa tidak sekali-kali memuji dan melancarkan misi untuk melanjutkan misi pemerintah sebelumnya yang telah berhasil? Mengapa kita tidak bisa buktikan bahwa perkataan Bung Karno salah? Kita tidak akan melawan bangsa kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama