Jatuh Cinta itu Perlu Konsep; Catatan dari Temen Gue

Sebelumnya, gue mau ngomongin soal Catatan dari Temen Gue. Catatan dari Temen Gue adalah cerita dari temen gue yang dia minta buat gue tulis di blog gue. Cerita seperti apapun. Karena gue yakin setiap cerita punya makna yang bisa kita gali. Catatan dari Temen Gue yang pertama adalah Buat Kamu Si Anak Panah.

Oke, let us begin.

Pertama kali gue suka dengan membaca adalah saat gue baca koleksi-koleksi komik punya kakak gue, seperti Detective Conan, Naruto, Ranma ½, dan beberapa yang lain yang gue lupa. Selanjutnya kakak gue membeli novel Sherlock Holmes, gue jadi suka sama Sherlock Holmes. Karena itulah blog pertama gue, gue kasih nama febriholmes.mywapblog.com. Selanjutnya, gue jadi suka nulis. Tulisan pertama gue adalah sebuah cerita pendek tentang detektif. Lalu, kakak gue juga membeli buku Marmut Merah Jambu. Gue jadi tambah suka dengan menulis. Gue akhirnya mencoba menulis naskah buku yang sampai saat ini belum ada penerbit mau menerbitkannya.

Berbeda dari gue, temen gue menjadi memiliki cara pandang tentang hidup yang berbeda dari sebelumnya setelah dia membaca.

Ada yang tau buku Tausiyah Cinta? Enggak? Sama gue juga. Namun, buku itulah yang membuat temen gue ini merubah cara pandangnya. Dari resensi-resensi yang gue baca, buku ini memang buku bagus.

Cintailah ia dengan cara yang benar
cintailah ia pada saat yang tepat
cintailah ia dengan sebenar-benarnya cinta.

Temen gue memutuskan untuk tidak pacaran dulu. Walaupun saat ini sedang menyukai seseorang. Sesuatu yang sulit menurut gue. Gue emang berpendapat kalau pacaran itu gak ada gunanya, tapi tetep aja ada sisi lain dari diri gue yang selalu teriak "Ayo dong punya pacar!"

Dia beranggapan kalau pacaran itu dilarang dalam agamanya, gue setuju. Dan gue salut dia bisa berkomitmen seperti itu. Gue, yang gak tau apa-apa soal agama, yang sampai saat ini belum pacaran dan berkesempatan untuk tidak pacaran lebih lama lagi belum bisa seperti itu. Gue gak pacaran karena emang beranggapan kalau pacaran itu gak penting.

Kami memilih fokus. Masa depan kami menentukan masa depan calon pendamping kami.

Gue salut sama dia yang sudah meluapkan semua ledakan perasaan yang selama ini dia rasakan. Walau tau gak akan ada jawaban dari ungkapan perasaannya.

Dia harus dengar balasan dari ungkapan perasaannya. Kalau kita sudah memperbaiki diri kita, wanita akan mudah menerima kita. Ya... Tuhan gak akan pelit jodoh kok.

Sudah saatnya melepas semua hal yang seharusnya kita lepas. Bukan soal cinta, ini soal masa depan.

Catatan dari temen gue, "Jatuh cinta itu perlu konsep."

Komentar

  1. Febri saptowo mahasiswa UNSRI palembang JURUSAN FKIP Anak mudah yang merangkai kata-kata penuh kegokilan namun benar2 terjadi inspiratif buat kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks ya.... Terima kasih udah baca, tularkan ke yang lain juga ya😄

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama