Untuk Kali Ini, Jangan Pedulikan
Lihat hujan turun lagi, kau lihat kan? Aku yakin kau lihat. Goresan jawaban yang kau tuliskan saksinya.
Tapi peduli apa kamu dengan aku.
Dan peduli apa aku dengan bahasaku.
Jarang lagi kamu aku tuliskan.
Percuma lah, kau juga tidak peduli kan?
Perlahan penghapus bergerak dari ujung kuku kakimu.
Wajahmu masih alihkan pandanganku.
Perasaanku masih jauh menggapaimu.
Perlahan pun aku berharap berganti.
Dia sedang sendiri. Siapa? Entahlah, tak juga aku kenali.
Jangan hiraukan bahasaku.
Aku tidak pernah mengerti ini.
Baru saja dia pergi. Siapa? Entahlah, aku tidak mengerti.
Jangan acuhkan apa yang sedang aku tulis ini.
Jauh hari, jauh harapanku lebih dari hitungan hari.
Bagaimana? Padam?
Apa? Kau coba balas dendam?
Siapa? Entah, jangan pedulikan yang aku utarakan.
Pertanian. Apa ini?
Tenang, cuma teringat dia yang pernah nyaris jadi satu-satunya.
Jangan pedulikan.
Kita pernah jatuh cinta, kita pernah sakit hati, dan kita tahu kalau kita tidak pernah tertakdirkan berjodoh. Bedanya, kamu tidak mempermasalahkan takdir itu.
Aku juga. Bohong. Aku juga.
Sudah menghapus betismu.
Pahamu. Pinggangmu. Perutmu. Bahumu. Wajahmu?
Jangan pedulikan. Untuk kali ini jangan pedulikan.
Untuk saat ini, cinta jangan pedulikan.
Komentar
Posting Komentar