Ayo Kembali dan Ulangi Lagi

Aku tak pernah percaya kalau mimpi bisa menandakan sesuatu akan terjadi. Yah... karena memang aku tak pernah percaya ramalan, zodiak, dan teman-temannya. Namun ini berbeda, ini seperti tamparan dari masa lalu karena kesalahanku membuat seorang wanita menunggu.

Sebuah reka adegan di dalam mimpi akan kesalahanku saat itu.

(Ini mungkin akan kubaca lagi nanti dan kuubah menjadi sebuah cerita penuh penyesalan yang mestinya jadi pelajaran).

Aku lupa kapan aku memimpikan hal ini, tapi lewat bunga tidur kali ini akhirnya aku berbicara lagi dengannya.

Saat itu, dalam mimpiku, di rumahku, aku dikumpulkan dengan teman-teman SMA. Seperti sebuah nostalgia. Dan entah kenapa temanku meminta Si Dia untuk datang. Aku ingat sekali apa kalimat yang terucap dalam mimpi itu.

"Eh, dateng ke sini, dia (temanku menyebutkan namaku) mau nembak kamu."

Tiba-tiba ada waktu yang terlompati, seperti di semua mimpi selama ini. Aku tau kalau Si Dia sedang menungguku. Dan aku sedang berada di dalam kamar mandi. Entah sedang mandi, buang air, atau sedang... ah, yang pasti bukan sedang itu. Dalam mimpi itu aku tau kalau aku sudah cukup lama di kamar mandi. Aku ke luar. Dengan perasaan siap untuk menyatakan cinta.

Aku benar-benar siap untuk mengatakannya sampai akhirnya kutahu dia sudah tidak ada lagi di rumahku. Entah kemana. Terjadi skip time lagi. Kali ini aku sudah duduk berdua dengannya. Entah di mana. Aku bertanya padanya.

"Tadi abis ke rumahku ya?"

Dia menjawab dengan menatap ke arahku. "Iya, dan udah lama." Aku tiba-tiba kehilangan senyumku.

Begitu saja dan mimpi berakhir.

Seperti sebuah reka adegan dari kebodohanku yang tidak bisa mengerti dia yang satu setengah tahun ada di dekatku dan akhirnya kini kami seperti dua orang yang tidak saling tau. Canggung sekali. Dia sudah tau akan rasaku, dan aku tidak mengungkapkan itu.

Seperti pengendara motor yang suratnya tidak lengkap bertemu dengan polisi lalu lintas. Aku terus berpaling mencari jalan pintas saat melihatnya. Padahal, sungguh, aku ingin mendekatinya, menyapanya, berkata padanya,

"Aku rindu candaan yang pernah kita bagi dahulu. Ayo kembali dan ulangi lagi."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama