Kamu adalah Deskripsi Menyakitkan yang selalu Aku Coba Jelaskan
Izinkan aku memulainya dengan caraku mendeskripsikanmu. Dari kepribadianmu yang sulit aku tebak, seperti semua harapan yang membuatku tersedak. Lalu menuju senyummu yang mengalihkan duniaku, membuatku ingin terus bersamamu. Tatapan matamu yang begitu tajam, menusuk layaknya cemburu yang datang menghujam. Hingga setiap langkah yang kau lewati, membuat tulisanmu sulit kumengerti.
Kamu itu nyata, tidak seperti delusi yang terus aku tata. Kamu adalah kamu yang sedang mengharapkan lelaki itu, bukan setiap rayuku yang terlihat semu.
Mari kita mulai dengan diksi yang lebih mudah kau pahami.
Aku pernah sangat menyukai sulap, dan bahkan bisa memainkan beberapa triknya. Bukan soal itu sih, tapi betapa menariknya melihat seseorang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi, membaca pikiran, dan semacamnya. Namun itulah tidak menariknya pesulap, mereka tidak pernah benar-benar bisa membaca pikiran.
Layaknya semua ucapan yang kau konversikan menjadi tulisan dalam baris obrolan yang engkau kirimkan. Aku tak akan pernah bisa mengerti untuk siapa hatimu kau persembahkan. Terlalu naif jika aku yang merasa, dan terlalu munafik jika aku tak mengharapkan. Aku cuma bisa menampar diriku dengan berbicara secara semu, "Itu bukan untukku."
Aku dan semua tulisan yang tak ada yang membaca ini, adalah caraku melampiaskan pukulan keras ke dinding yang begitu ingin aku lakukan.
Jika kopi adalah kenikmatan yang mengantarkanku terjaga sampai tengah malam, kau adalah angan yang membuatku bangun dari terjagaku akan semua rasamu yang bukan untukku.
Jika menulis adalah caraku melampiaskan emosi, kau adalah kartun pagi yang menghiburku lalu membuatku patah hati.
seperti semua ketidakmasukakalan akan cinta, berlari darimu malah membuatku semakin mendekatimu.
Pada akhirnya harus sadar kalau aku pernah tidak sadar jika harapan hanya seperti buku yg gagal diterbitkan; ditulis untuk lalu diabaikan.
Mengharapkanmu terlalu semu.
Menjauhimu adalah cambuk siksa paling ampuh.
Aku tak pernah mengerti apa yang aku harapkan lagi.
Selalu patah hati tidak pernah membuatku sadar diri.
Kamu adalah deskripsi menyakitkan yang selalu aku coba jelaskan.
Komentar
Posting Komentar