Anniversary

Sekitar 1 tahun yang lalu gue mulai beralih menulis di blog ini. Ya... tidak terasa waktu cepat berlalu. Dimulai saat dulu masih belum tau apa-apa soal kuliah, dan saat ini yang sedikit mulai mengerti tentang 'kampus'. Berkali-kali mengubah judul blog untuk mencari kenyamanan hingga sampai saat ini belum juga nyaman dengan satu nama, maaf satu judul.

Saat memulai menulis, masih berada di A dan sekarang sudah di urutan ke 14. Entah akan menuju ke urutan 19 atau tetap di 14, atau akan kembali ke nomor 1 lagi? Hahaha, entah perasaan macam apa ini.

Pernah menulis tentang aku yang dulu menjadi pengagum rahasia, sampai berbulan-bulan aku menulis tentang harap yang pupus di tengah jalan. Mari kilas balik.

Pos pertama gue tulis di 29 Agustus tahun lalu. Setelah perkenalan di 31 Juli dan vacuum satu bulan. Ini adalah saat pertama gue masuk kuliah. Bertemu teman-teman baru yang mayoritas cewek tapi entah kenapa gue belum bisa move dari dia yang 3 tahun aku kenal.

Pos berikutnya tanggal 3 September. Masih soal dia yang membuat gue tidak bisa move saat itu. Setelah beberapa hari kost, gue baru tau ternyata dia juga kost di tempat yang dekat dengan kost gue, move on bukanlah kata yang memiliki arti saat itu.

"Gue lupa sama alasan gue muak jatuh cinta; cemburu. Orang yang jatuh cinta membawa resiko untuk cemburu dan sakit hati. Itu malesin banget. Gue sampai nanya sendiri, kenapa sih gue harus jatuh cinta sama orang yang sebenernya gak suka sama kita? Pertanyaan yang mungkin gak akan gue bisa jawab."

Kutipan dari post gue tanggal 13 Oktober. Entah sejak kapan gue jadi tertarik sama cewek ini, dia yang jadi bahan gue menulis jadi seolah terlupakan karena si cewek ini masuk dalam kehidupan gue. Dan gue tau selanjutnya isi dari blog gue akan terus tentang dia.

Dan benar saja, sampai saat ini pun dia masih bersemayam di blog gue. Dan ini beberapa tulisan yang pernah gue tujukan untuk dia.

"Kita terkadang ingin banget ngelupain rasa suka kita. Saat kita rasa hal itu telah berhasil kita lakukan, cemburu datang menghujam tanpa permisi. Kita gagal." (Saat ini, Saat Semua Berubah; 1 Desember 2015).

"Notif BBM yang masuk, yang gue harap dari dia, ternyata cuma pesan broadcast gak jelas. Kampret. Itu rasanya kayak nepuk nyamuk di pipi, tapi gak kena. Cuma dapet sakit." (Gue Kangen Lo Kampret!; 2 Januari 2016).

"Semoga cewek yang gue suka dan cewek yang temen gue suka, si Anak Panah, membaca ini. Dan mereka tau, saat ini kami sedang berjuang membuat masa depan kami lebih cerah." (Buat Kamu si Anak panah; 4 Januari 2016).

"Mengatakan kejujuran dan pada akhirnya membuat canggung satu sama lain, menyebalkan. Seperti benda yang aku ceritakan, ada satu kenangan manis yang ingin disimpan selama-lamanya, dan ada persepsi menyakitkan yang memuakkan. Entah harus dibuang atau tetap aku simpan." (Kisah Kampret di Balik Benda itu; 23 Januari 2016).

"Dan... cemburu itu sederhana. Sesederhana saat kamu bilang, 'Kamu adalah sahabat baik aku.'" (Cemburu itu Sederhana; 26 Januari 2016).

"Namun, bukankah tidak adil jika kita hanya melihat dari satu sisi? Bukankah ada orang yang jatuh cinta dan harus menerima dengan kata berharap?" (Jatuh Cinta adalah Hal Terbaik yang pernah ada; 23 Februari 2016).

"Walaupun gue menyelipkan kata 'us' dalam judulnya, jujur, gue gak tau apakah pernah terlintas kata us dipikiranmu. Kau terlalu sibuk mempertemankanku saat aku terlalu sibuk mengharapkanmu." (The Truth Between Us; 8 Maret 2016).

"Setidaknya, nama kita pernah bersanding bersama berdua dalam sebuah buku yang tak jelas publikasinya." (Bila... Saja; 12 Maret 2016).

"Larilah! Putuskan dia, kumohon!

Agar kamu tahu... agar ada kesempatan bagiku untuk berdua denganmu dan memiliki keberanian untuk menatap matamu. Menjelaskan betapa tidak sukanya aku dengan dia. Ya... sebab kini aku terlalu mengharapkanmu." (Dati Aku yang Lebih dari Sekadar Mengagumi; 16 April).

Tentunya masih banyak yang aku tulis untukmu. Namun, aku takut kau muak dengan perasaanku. Terimakasih menghiasi lamanku hingga saat ini, berikutnya entah kamu atau siapa yang aku tulis. Tapi, terakhir, izinkan aku mengenangmu dalam baris fiksi yang coba aku lukis. Terimakasih satu tahun ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama