20 Tips Menulis dari Penulis Novel Fall For You

Menulis, adalah hal gue suka sejak gue SMP. Dimulai dari nulis cerita alay di Facebook sampai nulis entah apa ini di blog. Sudah banyak gue nulis cerpen, tapi gak ada satu pun yang menang lomba. Gue mikir kalau nulis bukanlah bidang gue. Tapi, entah kenapa gue gak mau lepas dari nulis. Kayak aku yang gak mau lepas dari kamu. Apaan sih.

Oke, karena itu gue bertanya tentang gimana tips-tips nulis dari temen gue yang sudah pernah nerbitin novel. Judulnya Fall For You. Ada yang tau? Enggak? Ya ampun, gak pernah mampir ke toko buku kalian ya? Oke, ini dia nih buku yang udah dia terbitin.


Source: twitternya Nabila Maulidiyah


Udah tau kan bukunya? Belum juga? Ya, ampun. Wajar, wajar. Tapi, bagaimanapun menerbitkan buku dan memajangnya di etalase toko buku seluruh Indonesia bukanlah hal yang mudah. Kecuali kalau kalian anak Presiden atau kalian nerbitin buku kalian sendiri dan naruh di toko buku sendiri, secara diam-diam. Oleh karena itu, inilah 20 tips menulis buku ala penulis Fall For You.

1. Tulis apa yang ingin di ketik di catatan kecil dulu.
Ini penting, buatlah dulu apa yang ingin kalian tulis sebelum memulai. Jangan sampai kalian menulis baru sampai ngenalin tokoh utama udah tamat.

2. Biasakan membayangkan tiap adegan naskah.
Sebuah novel pasti punya jalan cerita, kalau gak ada jalan cerita berarti kalian bukan bikin novel, tapi bikin masalah. Nah, di tiap adegan cerita usahakan kalian membayangkan apa yang sedang terjadi, lalu tulis. Kalau setelah kalian tulis, tapi belum bisa kalian bayangkan, ulangi lagi.

3. Jika kehabisan ide, istirahat dan coba cari referensi.
Menulis pasti akan menguras ide kalian. Apalagi yang kalian tukis adalah novel yang notabene memiliki jalan cerita yang panjang. Jangan memaksakan kalau sudah tidak ada ide. Carilah referensi, bisa dari buku sejenis yang sedang kalian tulis, lingkungan, media, atau apapun.

4. Jangan memaksakan apa yang akan ditulis.
Jangan memaksakan tulisan anda. Seperti misalnya menggambarkan sebuah objek atau tokoh, jangan terlalu kuat jika akhirnya malah membuatnya rumit. Buatlah sesederhana mungkin.

5. Lihat sekitar.
Kalau nulis lihatlah sekitar, jangan-jangan ada truk lagi lewat. Gak, gak. Lingkungan san pengalaman kita adalah modal penting dalam menulis. Semakin kita mengenal sesuatu, semakin mudah kita menggambarkannya.

6. Jangan lupa makan, jangan lupa minum, jangan lupa hal penting lainnya.
Jangan maniak banget nulis, kesehatanmu perlu dijaga, jangan sampai kalian mati gara-gara deadline. Ingatlah makan, minum, ingatlah hal penting lain, ingatlah aku yang selalu mengharapkanmu. Eeee.

7. Kalau 'stuck', silakan cuti menulis tapi jangan kelamaan.
Stuck adalah hal wajar, terutama kalau kalian belum mempersiapkan outline dengan matang. Jadi, jangan terlalu maksa, cobalah istirahat sejenak siapa tauul ada ide menarik yang datang. Tapi ingat, jangan kelamaan.

8. Mendadak ketemu ide? Catat dan kalau cocok bisa disambungin dengan naskah.
Ini penting banget. Sebagai penulis usahakan bawa catatan tiap saat, tapi jangan mau ribet, sekarang udah ada benda yang namanya handphone. Catatlah tiap ide yang tiba-tiba datang supaya tidak lupa. Ide itu bisa datang kapan saja, saat kalian sedang nonton TV, lihat sosmed, ngobrol, atau yang paling sering, saat kalian buang air.

9. Usaha! Jangan menyerah.
Nah ini, kalau kalian pikir buat nyerah sebelum banyak usaha. Kesempatan kalian jadi penulis ada di percobaan berikutnya.

10. Ingat pekerjaan lainnya, jangan terlalu fokus menulis.
Gak usah dijelasin lah kalau ini. Capek nulisnya nih, •~• Intinya, kalau kalian pelajar atau mahasiswa ingatlah masih ada tugas yang lebih penting menunggu dibelai.

11. Edit rapikan naskah yang sudah diketik.
Belajalah untuk rapi dalam menulis. Orang akan malas membaca tulisan kita kalau tulisan kita berantakan. Lihat apakah ada typo, kata yang salah, perhatikan tabulasi, margin, dan lain-lain.

12. Lebih baik jika ada orang yang dipercaya untuk memberi komentar terhadap naskah kita.
Lu pasti punya temen kan? Nah mintalah teman kalian membaca tulisan kalian. Kalau bisa carilah teman yang gemar membaca, karena dia pasti akan membandingkan tulisan kalian dengan tulisan orang lain.

13. Jangan sakit hati.
Ini lanjutannya, minta dia berkomentar atas tulisan kalian. Jangan sakit hati dengan setiap yang dia katakan. semakin banyak kritik yang datang, semakin banyak kesalahan yang kita temukan. Cari, betulkan.

14. Mari edit dan rapikan ulang.
Cek, recek, dan cek lagi. Jangan langsung puas dengan apa yang kalian tulis. Baca lagi dan lagi. Pastikan kalian tidak menemukan kesalahan apapun lagi.

15. PDKT dengan penerbit.
Untuk diterbitkan, kita harus tau penerbit seperti apa yang sesuai dengan naskah kita. Banyaklah bertanya, jadilah kepo dengan penerbit. Jadian aja perlu PDKT, apalagi nerbitin buku. Sini abang pedekatein. Oke, maaf gue mulai aneh.

16. Kirim.
Tunggu apa lagi? Kalau sudah yakin dengan tulisanmu, kirimlah sekarang.

17. Siap menanggung keputusan.
Apa pun yang penerbit katakan nanti, terimalah. Seperti gue, gue pernah ngirim naskah komedi, naskah gue ditolak dengan alasan mereka lagi nyari tulisan komedi. Padahal kan naskah gue komedi, emang disangka horor kali. Iya, sih, yang nulis mukanya horor, tapi naskahnya enggak kok. Dan kalian mesti terima.

18. Jangan lupa berdoa.
Gak perlu gue bilang apa manfaatnya. Ini sesuatu yang penting.

19. Selamat!
Yey, akhirnya naskah kalian diterbitkan. Jangan langsung puas, iklankanlah buku yang sudah terbit itu supaya semua orang tau kalau kamu audah nerbitin buku.

20. Silakan coba lagi.
Jangan langsung puas. Buatlah buku kedua, ketiga, dan seterusnya. Jika naskah kalian ditolak, coba lagi. Percobaan berikutnya mungkin berhasil.

Dan itulah 20 tips menulis dari penulis novel Fall For You. Serius itu dari dia, gue yang nanya langsung. Jadi, kamu suka nulis? Tunggu apa lagi? Merapatlah ke meja kalian, tuangkan apa yang sudah lama ada di kepala kalian.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama