Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Belajar Menghargai Perbedaan dari Transformasi Novel ke Film

Untuk mendapatkan perhatian publik untuk menonton sebuah film, terkadang produser memilih untuk memfilmkan sebuah buku. Alasannya sederhana, sebab sebuah buku sudah punya penggemarnya sendiri. Misalkan novel Dia Adalah Dilanku 1990 yang diadaptasi menjadi film Dilan 1990, kemudian sekuelnya Dilan 1991. Di dalam pengalihwahanaan sebuah novel menjadi film, seorang sutradara dan penulis naskah seringkali memasukkan interpretasinya sendiri ke dalam film yang sedang dia garap. Apakah salah? Tentu tidak. Tidak semua hal yang terdapat di dalam novel bisa divisualisasikan ke dalam film, terkadang malah perlu diubah. Eneste, yang menggunakan istilah ekranisasi untuk menyebut alih wahana, menyatakan ada 3 hal yang terjadi dalam proses pengalihwahanaan novel menjadi film, yaitu penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Ada hal yang dihilangkan, ditambah, dan diubah. Oleh karena itu, wajar juga ada penonton yang juga pembaca sebuah novel yang difilmkan kecewa dengan film tersebut. Sebag