Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Isu Logo Film Gatotkaca dan Dampak pada Budaya

Gambar
Satu lagi film pahlawan super asli Nusantara (bukan ibu kota negara baru) akan menghiasi jagat sinema di Indonesia. Setelah sebelumnya kita disajikan dengan film "Gundala" besutan Joko Anwar dan studio Bumi Langit, sekarang kita akan mendapatkan film pahlawan super baru, yang sebenarnya tidak baru juga, yaitu "Satria Dewa Gatotkaca". Film Gatotkaca sendiri akan disutradarai oleh Hanung Bramantyo di bawah naungan Satria Dewa Studio. Dengan begini, kita sudah punya dua studio pahlawan super dengan masing-masing semestanya yang siap menghadirkan pahlawan-pahlawan super khas Indonesia; BumiLangit Studio dan Satria Dewa Studio. Layaknya Marvel Cinematic Universe dan DC di Hollywood sana. Seperti MCU dan DC yang masing-masing punya ciri khas sendiri, Bumi Langit dan Satria Dewa juga punya ciri khas sendiri yang saling membedakan keduanya. Bumi Langit dengan pahlawan super konvensional, tetapi dengan mengangkat isu sosial yang ada di Indonesia; telah dibuka den

Wayang Haram dan Betapa Pentingnya Menjadi "Ingin Banyak Tahu" Ketimbang "Pintar"

Gambar
Tentu kita tahu permasalahan ini, bukan? Seorang ustaz, dalam majelisnya, menjawab pertanyaan yang diajukan terhadapnya berkaitan dengan hukum wayang. Namun, seperti sebelumnya, saya tidak akan membahas perihal hukum tersebut. Sebab, masalah agama adalah sesuatu yang tidak perlu didebat. Semua dijawab dalam sabda Allah; "Bagimu agamamu, bagiku agamaku." Atau dalam bahasa kekiniannya dikenal dengan  agree to disagree. Permasalahan utama dalam peristiwa ini sebenarnya lumrah. Seperti seorang pemuda yang bilang kalau K-Pop itu norak kepada temannya di kamar indekos, kemudian dia mengatakan hal yang sama di tengah-tengah konser BTS. Namun, yang menjadi perhatian saya adalah bagaimana statement ustaz tersebut ditanggapi oleh orang-orang yang tidak menyetujuinya. Pagelaran wayang digelar menjawab pernyataan terkait wayang yang diharamkan.  Pagelaran yang berisi kritik, tetapi bukan kritik yang satire atau tersirat. Melainkan, sebuah pagelaran yang lugas juga sarkas. Uju

Belajar Analogi dari Pak Menteri Agama

Gambar
Kita kesampingkan dahulu perkara toa masjid yang volume pelantangnya dibatasi. Kalian bisa cari berita tersebut di laman lain. Bukan bidang saya mengomentari masalah seperti itu dan saya belum sanggup viral, hahaha. Tentu kita tahu satu ucapan dari Menteri Agama yang sangat disoroti saat ini. Sebuah ucapan yang penuh kontroversi dan memancing setiap umat untuk berkomentar. Berikut saya kutip ucapannya dari  detik.com       "Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speaker di musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu," katanya. Bapak Menteri menganalogikan suara toa masjid dengan gonggongan anjing dari segi berisiknya. Setidaknya begitulah yang disimpulkan warganet. Tidak menyalahkan j