Masuklah, Jatuh Cinta Menunggumu
Apa yang kau tunggu? Punya tiket kan? Ee... punya perasaan kan? Atau cuma main-main saja? Sudahlah, nanti dulu yakinkan itu. Dia menunggumu. Si perasaan itu, tunjukkan saja, jangan malu. Tinggal buka pintu, jangan ragu, dan berikan petunjuk soal rasamu.
Jangan khawatirkan penampilanmu, asal bisa bisa buatnya nyaman, dia milikmu.
Salah, coba saja kau manfaatkan momen kemarin. Tunjukkan saja. Gender tidak buat kau jadi masalah. Dia tidak mendukung emansipasi, tapi keberanian adalah hal yang buat dia pasti. Mendekatlah sedikit lagi, dia bisa memberikan kursi empuk untukmu.
Mudah kan, tinggal buka pintu biru atau hijau itu, lalu kodekan perasaanmu. Kalau kau tahu dia menunggu seseorang, masuklah dan kacaukan apa yang dia tunggu. Yakin, dia tidak mempermasalahkan itu.
Dia tidak akan pindah kalau tidak ada perasaan lain yang dia rasa akan singgah. Buat dia pindah! Buat kau singgah!
Jemarimu terlalu lucu dan sulit dimengerti. Dia tidak sehebat itu, dia tidak sekuat itu. Masuklah, kau tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Dia suka kalau berani.
Kadang dia ingin merobek budaya jatuh cinta. Dia yang jatuh cinta, dia yang berusaha, dan tahu kalau akhirnya sia-sia. Memangnya siapa yang menghalangimu tunjukkan rasa?
Dia cuma ingin yakinkan rasa, kamu cuma perlu tunjukkan tanda. Semudah bertanya, "Apa kau punya buku untuk mengenalku lebih jauh?"
Dia pasti menjawab sambil tersenyum, "Aku perlu kamu untuk punya semua itu."
Mudah. Jadi, apa yang kau tunggu? Punya tiket kan? Sudah yakin punya perasaan kan? Masuklah, dia sedang menunggu disadarkan dari harap yang semu.
Oleh kamu, yang sedari tadi menatapku tak jelas maksudmu.
Komentar
Posting Komentar