Jadi, Kapan?
Aku pernah mendengar pertanyaan darinya. Tentang bagaimana jika.
Pertanyaan yang aku jawab dengan mana mungkin ada.
Aku terlalu lama bergelut dalam cerita panjang dengan tokoh berkarakter dia. Sehingga lupa dunia nyata, lupa kalau aksara belum pernah jadi nyata.
Dia juga tidak menjelaskan tentang bagaimana jika itu, aku tidak tahu maksudnya.
Aku yakin tak ada makna dalam, cuma obrolan pengusir keheningan.
Jika memang ada, aku ingin dia.
Jika bukan, sudahlah, aku malas berjuang.
Hampir tiap malam, tapi tetap tak ada perasaan.
Sebegitu kuat dia melapisi hatimu.
Berkali-kali aku bilang, tapi kau cuma terseyum marah dan menghilang.
Aku jujur, kau biarkan aku tercebur.
Jadi tentang pertanyaanmu, bagaimana jika, aku ingin menjawab bagaimana kalau? Tapi kapan jadi kenyataan?
Aku cuma berselimut dalam harapan.
Harapan yang muncul dalam pikiran dan kenyataan. Bagaimana jikamu, mungkin akan jadi bagaimana kalauku. Lalu, dengan penuh harap di mataku, aku bertanya,
"Jadi, kapan?"
jadi, kapan?
kapan akan ada kata jadi?
saat sudah mapan?
atau saat kau sudah sendiri?
saat kau sudah sendiri
kapan?
aku kapan?
apa kapan?
sampai matahari bukan tujuan wisata?
saat bulan bukan dipandang mata?
jadi, kapan?
sampai nanti mati dan terselimuti kafan?
Komentar
Posting Komentar