Rasamu Fatal

Dimuat dalam buku "Nyala Puisi Jilid I".

Kamu berharap bisa bilang kerap, garap, gelap, dalam satu tarikan nafas kamu hisap? Kamu malah membuatku makin berpikir ada yang salah.

Bagaimana kamu bisa berubah kalau mengubah masih kau tulis merubah.
Bagaimana kamu bisa dianggap kalau di mana masih kau tulis dimana.
Bagaimana bisa kamu pindah, kalau naik bus saja masih kau bilang naik bis.
Bagaimana kamu mengerti kalau tahu saja masih tau.
Bagaimana kau bisa peduli, kalau acuh saja katamu tak peduli.

Kau bilang kau lebih dari sekedar mencintainya,
Padahal sekadar pun kau anggap sekedar.
Bagaimana bisa kau memulai, kalau dan saja kau tulis di awal kalimat.
Mungkin kau akan bilang, "Jika aku jadi kamu, maka aku tidak akan lakukan itu."
Padahal sejatinya jika tidak akan bertemu dengan maka.

Kau bilang kau tahu salahmu, padahal kau pun kau bilang kaupun.
Kau bilang kau selalu memeluknya sejak kecil, tapi dipeluknya saja kau di peluknya.
Tapi, berkat kamu aku tahu kalau dimiliki tidak pernah memisah di dan miliki.

Berkutat dengan kata, bersetubuh dengan makna.
Seolah jadulnya puisi, kau renovasi jadi sajak.
Padahal sama, tapi kau anggap berbeda.
Padahal berbeda, keluar dan akhirnya ke luar, tapi kau anggap sama.

Aku telah mencumbui beberapa kata, tapi tetap saja aku bukan ahlinya.
Aku bahkan jijik dengan beberapa. Berusaha santun, tapi sopan dan santun apalah bedanya.

Pada akhirnya aku coba buat malam sesudah senja, buat senja sesudah sore.
Menyadari kalau aku adalah jika, dan kamu adalah maka.
Memaksa kita bersatu adalah kesalahan, mencari anak kalimat lain adalah keharusan.

Pada akhirnya aku adalah jatuh cinta.
Dua kata yang bersatu membuat makna berbeda.
Bukan benar-benar terjatuh, cuma seperti buah tangan, bukan benar-benar buah dari sebuah tangan.

Pada akhirnya aku mencium bau tidak sedap. Bau yang kau pikir pastilah tidak sedap.

Pada sebenar-benarnya akhirnya, aku memilih meninggalkanmu dalam dawai, menengokmu dalam gawai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Menghargai Perbedaan dari Transformasi Novel ke Film

Jika Finding Nemo ada Sekuel Ketiga, Apa Judulnya?

Kimi No Iru Machi, A Town Where You Live