Belajar Take and Give dari JKT 48

JKT 48 adalah sebuah grup idola yang memiliki konsep berbeda dari girlsband kebanyakan. JKT 48 tidak memiliki anggota tetap. Anggota mereka terdiri dari generasi-generasi yang saat ini sudah generasi kesebelas. Pada generasi pertama mungkin kita mengenal Melodi, Nabila, dan Haruka. Tiap anggota dapat saja keluar dari JKT 48 atau yang disebut dengan graduation. 

Lalu, apa yang dapat dipelajari dari situ? 

Konsep yang diusung JKT 48 belum pernah ada di Indonesia, walau di negara sumbernya, AKB 48, Jepang, konsep ini lumrah. Terdapat beberapa aturan dasar untuk kita sebagai penggemar. Kita tidak bisa tiba-tiba minta foto ketika bertemu member JKT, sekadar bersalaman pun tidak boleh. JKT 48 memiliki event tersendiri untuk dapat berfoto, yang disebut 2shot, bersalaman atau handshake, dan berbincang atau meet and great. Setiap acara tersebut tentunya tidak gratis, ada kocek yang perlu dikeluarkan. Kenapa, ya, ada orang yang mau mengeluarkan uang untuk hal-hal semacam itu? Apalagi foto yang dilakukan memakai kamera polaroid dan hanya satu kali, satu kupon berbincang dengan member pun dibatasi hanya sepuluh detik. 

Namun, ada satu hal mengapa masih ada penggemar yang rela melepaskan uangnya hanya untuk ngobrol sepuluh detik dengan member JKT 48. Hal tersebut adalah ekslusivitas. JKT 48 adalah grup yang sangat ekslusif. Selain tidak dapat berfoto sembarangan, untuk menonton di teater khusus mereka saja hanya orang-orang yang sudah terverifikasi. Hal inilah yang membuat dapat berfoto atau berbincang, walau sejenak saja, dengan JKT 48 adalah sebuah pencapaian. Sebab, sulitnya mendapatkan hal tersebut. 

Kita, apa pun profesi kita, mesti menerapkan kesan eksklusif ini. Dengan menjadi ekslusif, dalam hal ini berbeda, kita akan terlihat. Sebab kita bukan idol atau artis, tentu kita harus menyesuaikan seberapa ekslusif kita harus. Misalnya, kita adalah orang yang sangat ahli di satu bidang, sehingga saat ada masalah pada bidang tersebut, kita berada di top of mind orang-orang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menjadi ekslusif, orang-orang akan senang bila dapat bekerja dengan kita. Kita harus ada nilai untuk mencapai hal tersebut. Seperti konsep take and give, ada hal yang kita beri untuk kita mendapatkan sesuatu. Semakin bernilai yang mampu kita berikan, semakin bernilai pula hal yang kita dapatkan. 

Semakin sulit mendapatkan foto dengan artis, saat kita berhasil mendapatkan foto berdua dengannya kita pasti akan jadi sangat senang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepi Saut

Jika Finding Nemo ada Sekuel Ketiga, Apa Judulnya?

MARSINAH BELUM MATI