"Gala Bunga Matahari" adalah Campur Tangan Tuhan

Saya tidak mengada-ada, tetapi memang agak hiperbola. Sebab, bagaimana sebuah lagu dengan lirik semacam ini bisa tercipta dari tangan seorang manusia, kalau tidak ada campur tangan Tuhan di dalamnya? Bagaimana agar lebih meresapi tulisan ini, kita sembari mendengarkan lagunya?


Tidak ada karya yang lebih menarik dibanding sebuah karya yang mengadu sabda Tuhan dan pemikiran si empunya karya. Mengadu dalam maksud menyetujui, mempertanyakan, atau bahkan menentang. Sebagaimana orang-orang barat membuat film tentang Nabi Nuh dan kapalnya, Ahmad Dhani dengan Virus Cinta-nya, Leonardo da Vinci pada Perjamuan Terakhir, lalu kali ini Sal Priadi bersama "Gala Bunga Matahari".

Kerinduan terhadap seseorang yang sudah tiada. Sal mempresentasikan kerinduannya ke dalam sesuatu yang realistis; tahu bahwa seseorang yang telah tiada akan tetap tiada. Tidak ada lagi wujudnya kembali ke dunia.
"Mungkingkah, mungkinkah, mungkinkah, kau mampir hari ini? Bila tidak mirip kau, jadilah bunga matahari yang tiba-tiba mekar di taman"
Dia tidak akan bisa dan tidak mungkin kembali, kecuali kita yang mengintepretasikan kehadirannya dengan hal lain yang selama hidupnya identik dengan dia, dan dalam lagu ini Sal memilih bunga matahari.


Kerinduan dalam lagu ini tidak sebatas menyampaikan bagaimana aku merindukanmu, tetapi juga bagaimana keadaanmu.
"Adakah sungai sungai itu benar benar Dilintasi dengan air susu Juga badanmu tak sakit sakit lagi Kau dan orang orang di sana muda lagi"
Bukankah ini yang Tuhan janjikan dalam suatu kematian? Tanah dengan sungai berair susu, tak ada lagi sakit, dan tak ada lagi menua. Sal seolah ingin tahu apakah janji Tuhan benar-benar diberikan kepada orang yang telah mendahuluinya. Karya yang kemudian muncul untuk mengadu sabda Tuhan dengan kebenaran yang terjadi.


Lalu, apakah hanya sampai situ saja? Tentu tidak. Lagu sedih yang tidak berisi kesedihan yang mengada-ada. Walau "kangennya masih ada di setiap waktu, kadang aku menangis bila aku perlu", tetapi orang-orang bilang orang yang kita rindukan itu suka sekali bercanda, bahkan pesannya adalah untuk menjadi orang yang menyenangkan. Kemudian untuk apa berlarut dalam kesedihan?
"Tapi aku sekarang sudah lebih lucu Jadilah menyenangkan seperti katamu"


Bagaimana bisa sebuah lagu yang mengadu kerinduan dengan sabda Tuhan dan sikap untuk terus melanjutkan kehidupan hadir tanpa campur tangan Tuhan itu sendiri? Bukankah semua pertanyaan akan temukan jawaban? Lalu, Tuhan mampir bersama lagu ini untuk menjawab keriduanmu.


Namun, rindu tetaplah rindu. Rehabilitasinya hanya temu. Kepergiannya akan tetap pergi dan tidak akan ada kembali. Oleh karena itu Sal, bersama Tuhan, muncul dalam lagu ini untuk menghadirkan orang yang kamu rindukan, mungkin dalam bentuk bunga matahari, atau gelas minum yang biasa dia pakai, acara tv kesukaannya, atau sesuatu yang lain yang selama hidupnya selalu bersama kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Menghargai Perbedaan dari Transformasi Novel ke Film

Jika Finding Nemo ada Sekuel Ketiga, Apa Judulnya?

Padahal Aku Mau Berhenti