No, I care

Sudah waktunya bulan memisahkan. Sudah waktunya kau 24 jam mengingatnya. Sudah saatnya aku mengacaukan itu.

Dan bahkan setelah bertemu pun, akan ada belahan bumi yang memisahkan. Aku mulai berpikir untuk takut dengan tingkat sepi paling mengerikan itu. Di antara kesenangan yang lain, aku takut akan sepi yang aku dapat. Aku takut saat melihat semua langkah beriringan, sedangkan aku melangkah dengan harapan. Berharap ada langkahmu yang mengiringiku. Aku mulai cemas saat tubuhku sibuk dengan semua kesenangan, pikiranku malah sibuk membayangkanmu. Aku takut semua keseruan yang diceritakan orang-orang tidak bisa aku rasakan. Aku mulai terlihat banci dengan semua itu. Padahal aku juga bukan siapa-siapamu.

Oh, ayolah... aku malas untuk terlihat peduli denganmu. Namun, aku ingin.

Aku ingin perbedaan satu jam itu bisa membuatmu sadar aku sedang malas untuk melihat wanita lain. Aku sedang menunggumu. Lihatlah, lagi-lagi aku terlihat banci.

Padahal jelas-jelas aku sudah mendengar kata penolakan. Tidak juga, sih, kamu belum bilang. Kamu menunjukkannya.

Tidak akan ada fotoku di sana. Persetan dengan kenangan. Kamu juga tidak ada.

Senja di sana tidak akan terlihat indah, kecuali ada balasan pesan darimu. Balasan atas usahaku untuk terlihat peduli.

Mati di bawah si kembar, basah disiram sang singa, dan bahagia saat tau aku akan pulang. Ada kamu yang akan mendapat senyum tulus pertamaku hari itu.

Maaf terlihat menyebalkan, aneh, banci.... Aku tak tau cara lain untuk menunjukkan bahwa aku peduli. Cuma sebuah pesan singkat yang terlihat dingin, berusaha bertanya, "Ayolah, aku akan kesepian di sana."

Mulailah sadar dan lupakanlah. Aku akan mengambil setiap keramaian yang berusaha aku nikmati dalam kesepian. No, without you.

Oke... ini terakhir, aku akan menunjukkan kepedulianku sampai kau sadar untuk segera membenciku.

Dah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepi Saut

Jika Finding Nemo ada Sekuel Ketiga, Apa Judulnya?

MARSINAH BELUM MATI