Cara Membuat Acara TV Khusus Ramadhan

Selamat malam, Pembaca. Gue sengaja nulis malam, walaupun gue nulis ini pagi, karena gue tau yang baca blog ini gak pernah diucapin selamat malam. Ya... taulah yang baca blog ini cuma gue. Gue emang sesendiri itu, kok. Oke, gak terasa udah setengah perjalanan kita lalui, banyak kesempatan yang kita lewatkan. Kesempatan yang kita lewatkan itu mungkin karena kocokan dadunya kurang cakep, jadi dapet dana umum mulu. Oke, ini mulai gak jelas.

Sekarang kita akan membahas bagaiman membuat acara TV khusus Bulan Ramadhan. Kenapa gue mau membahas ini? Karena membahas kamu adalah tugas kekasihmu bukan aku yang cuma menanti balasan pesan darimu. Azeek.

Televisi, menurut KBBI, berarti sistem penyiaran gambar yang dilengkapi suara melalui kabel atau angkasa dengan alat yang dapat mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan berkas bunyi yang dapat didengar.

Gak penting juga, sih, nulis makna dari televisi. Kita juga gak bakal bahas sejarah TV. Ya... gue emang sekurangkerjaan itu.

Kembali ke pembahasan. Bulan Ramadhan gak lengkap kalo acara TV gak diubah menjadi nuansa Ramadhan. Itu sudah terjadi dari zaman Doraemon warna kuning sampai Nobita kena penyakit kuning. Namun, bagaimanakah membuat acara yang sudah ada sebelumnya menjadi sebuah acara yang Ramadhan banget? Berikut gue tulis tutorialnya.

1. Ucapkan salam, basmallah, istighfar, dan semacamnya di dialog tokoh.
Ini yang pertama harus dilakukan. Jika di edisi reguler pemain jarang mengucapkan kata-kata yang bernuansa islami, di edisi Ramadhan harus ada kata-kata ini. Misal, saat tokoh mau pergi, harus ada ucapan salam. Atau saat ada orang yang jatuh atau dikagetin, di edisi reguler, dialognya seperti ini.
*ada yang jatuh dan bikin kaget*
Tokoh: Eh, binatang berkaki empat menggonggong, bersetubuh, binatang haram....

Maka, di edisi Ramadhan harus diubah.
*ada yang jatuh dan bikin kaget*
Tokoh: Astagfirullah, *mendekati yang jatuh* apakah kamu baik-baik saja?
Korban: Iya, gak apa kok.
*saling tatap, alunan piano romantis terdengar, 5 Bulan kemudian mereka menikah*

2. Menyuruh pemain memakai pakaian tertutup.
Cara kedua adalah hal yang harus juga. Kita harus membuat penonton menjaga matanya. Kita harus meminta pemain laki-laki memakai baju koko dan yang wanita memakai jilbab. Terserah itu mau cuma pake taplak meja yang rambut aja gak ketutup, yang penting 'ada jilbabnya'.

3. Mengubah judul acara menjadi bernuansa Ramadhan.
Yup, kalau misalnya acaranya berlangsung di saat sahur, maka judulnya harus ada sahur-sahurnya. Misal, Ini Sahur, Ini Buka, Ini Anak Kamu, Mas! Ya... kayak-kayak gitu.
Atau, ubah jadi islami banget judulnya. Misal, Katakan Putus kita ubah menjadi Katakan Taaruf. Dialognya pun harus kita ubah. Ini dialog pada Katakan Putus.

Komo, yang bikin macet itu, mengejar target yang bernama Andi.
Komo: Vatar, Vatar, awasi terus pergerakan target, Tar!
Vatar: Bentar, bentar, Mo, gue lagi berlatih elemen api.
Komo: Entar aja itu, sekarang Andi lagi di mana?
Vatar: Lagi jalan, Mo. Ternyata dugaan kita salah, Andi bukan simpanan tante-tante.
Komo: Wah, Bagus kalo gitu.
Vatar: Tapi ternyata dia simpanan om-om, Mo!

Nah, ini dialog yang terjadi di Katakan Taaruf.

Komo mengejar target yang bernama Ibnu (ya... nama juga harus islami).
Komo: Assalamualaikum, Tar (ingat harus salam).
Vatar: Waalaikum salam, Mo.
Komo: Gimana pergerakan si Ibnu, Tar?
Vatar: Bentar, Mo, gue lagi ngafalin surah Ar-rahman.
Komo: Masya Allah, gue ikut Lu aja deh kalo gitu, Tar. Assalamualaikum.
Vatar: Oke, Mo. Waalaikum salam.

4. Datangkan Ustadz.
Nah ini juga penting, nih. Terserah genre acara Lu mau apa, yang penting ada tausiyah dari Pak Ustadz. Ya... gak sampai 5 menit juga gak masalah, yang penting ada ustadznya. Misal acara Lo lawakan gak jelas dan cari sensasi, pastikan ada satu segmen Pak Ustadz ini memberi pencerahan kepada acara Lo. Abis itu, ya udah, balik ngelawak gak jelas lagi.

5. Sampaikan pesan moral.
Penting banget! Pesan moral harus kita sampaikan di acara televisi kita. Misal, pesan moral kita sampaikan setelah ada sketsa tentang sebuah kisah hidup.

"Ya, bisa kita lihat tadi bagaimana si Bapak yang mendapat azab setelah menyelingkuhi istrinya berkali-kali. Padahal dia punya istri yang cantik, soleha, dan setia. Buat gua aja Pak kalo gak mau. Oke, jadi hikmah yang kita dapat ambil dari cuplikan drama tadi adalah selingkuh adalah alat yang dapat membuat kita hangat. Apalagi yang bermerk My Love, itu lembut dan hangat banget. Oh maaf itu, selimut bukan selingkuh. Ya... joke gue emang senorak itu."

Atau, pesan moral bisa juga disampaikan di awal acara. Misal di acara gosip.

"Assalamualaikum pemirsa. Kembali lagi nih di Inseret Berbuka. Bulan Ramadhan itu selain menahan lapar dan minum, kita juga harus menahan hati dan mulut. Yang paling sulit adalah mulut, kadang-kadang kebiasaan aja ngomongin aib orang, jadi sebaiknya kita belajar untuk menjaga perkataan kita. Oke, berita pertama datang dari Ustadz Zakiakia HEH HEH, dikabarkan kalau Ustadz ini bakal cerai dengan Istrinya dikarenakan orang ketiga. Dan dengar-dengar, orang ketiga ini adalah teman dari sahabatnya sang Istri, wiih gimana tuh? Dan katanya lagi, si sahabat ini adalah penjual tahu bulat di Playstore, Pemirsa."

Nah, gitu tuh tutorial yang bisa gue Kasih. Kalau ada pihak yang tersinggung, gue atas nama pribadi minta maaf. Gue emang sengaja nyinggung kalian kok. Dan buat kalian pembaca blog ini, ya... kalau ada sih, punya tutorial yang lain untuk membuat acara TV khusus Ramadhan? Silakan tuliskan di kolom komentar ya.... Thanks. Bye guys. Eh iya harus salam.

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepi Saut

Jika Finding Nemo ada Sekuel Ketiga, Apa Judulnya?

MARSINAH BELUM MATI