Ambiguitas Katarsis
Lama rasanya tak bersua dalam tulisan ini. Bukan karena aku sudah bahagia, hanya saja kesedihanku sudah mulai teralihkan.
Aku menemukannya dalam makalah Teori Sastra, yang kemudian dijelaskan lagi oleh dosen, katarsis.
Banyak definisinya, pembersihan atau penyucian, membiarkan pasien melepas unek-uneknya, dan yang paling aku ingat... pelarian.
Katarsis, dalam sastra, adalah pelarian. Tentang bagaimana sebuah buku dapat mengalihkan fokus kita sejenak dari kenyataan. Persis, seperti aku yang bahagia di dekatmu, walau tau kenyataan tak pernah semenyenangkan itu.
Timbul lagi ambiguitas. Kenyataan ganda yang menonjolkan satu keinginan. Terlihat melakukan ini, namun ada itu di baliknya.
Sekali lagi, persis. Seperti aku yang pernah ingin berhenti di dekatmu, tapi kesepian tak mengizinkanku.Seperti itu juga, jatuh padamu adalah sakit hatiku, dan menjauhimu adalah jerat tali dileherku.
Katarsis. Ambigu. Lari, tapi tetap ingin tinggal.
Terkadang, bahagia itu tinggal lupakan kenyataan dan kita tetap bersebelahan. Namun, ketidakrelaanku melepaskan, malah berakhir menyakitkan.
Singkat saja, aku tak bisa lagi menulis lebih panjang. Sebab kisahku hanya berputar pada dirimu.
Komentar
Posting Komentar