Soal Kamu, untuk Kesekian Kali.

Kerap ada luka yang tersenyum dipaksa lupa.
Ada harap yang dikubur dalam sekali garap.
Ada hujan yang dipaksa teduh oleh pujian.

Terlalu tak adil, jika memaksa hadir.
Terlalu rancu, jika terus dipacu.
Terlalu jemawa ketika kita tertawa.

Kamu adalah hujan yang datang bersama harap yang terkubur dalam luka yang dipaksa lupa.

Kamu adalah ciptaan nyaris sempurna yang ketidakadilan Tuhan buat untuk membuat hati tertawa teriris luka.

Kadang, kamu adalah pecut yang membuat nyaliku kecut.
Kadang, kamu adalah lupa yang selalu aku bawa-bawa.
Kadang, kamu adalah aku yang tak pernah bisa dalam hatimu membuat kandang.

Terbawa emosi yang longsor bersama erosi dalam keinginan untuk bisa memiliki.

Tidak mungkin.
Mungkin... TIDAK!

Tolong, buat hatiku tak lagi melolong.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Padahal Aku Mau Berhenti

Belajar Menghargai Perbedaan dari Transformasi Novel ke Film

Semerbak Semalam