Surat Singkat untuk Aku Delapan Tahun dari Sekarang

Memori lama terbuka kembali. 2015... ee... tidak, 2014. Perjalanan panjang tentang putih abu yang terasa begitu cepat. Semua cerita tentang pertemanan, percintaan, pelajaran terangkum dalam satu waktu. Dalam sebuah surat singkat untuk aku delapan tahun dari sekarang.

Untuk aku yang saat ini seharusnya sudah dewasa. Apakah masih kau selesaikan masalahmu sendiri? Atau sudah ada yang menggandeng tangan menenangkanmu? Seharusnya sudah ada, jangan membuatku kecewa. Ingat ini mulai dari sekarang, karena aku pikir kau akan melupakan semua kenangan terbaikmu sejalan dengan waktu.

Aku menulis ini tanggal 17 September 2016. Dengan ponsel Oppo peninggalan kakakmu, duduk di kursi cokelat di depan televisi, kedua orang tuamu menyaksikan Uttaran yang akhirnya menuju episode-episode akhir. Saat ini aku, kamu di masa lalu, adalah mahasiswa semester tiga yang terancam IPK-nya. Ingat ini lagi.

Apakah saat ini kau sudah bekerja? Harusnya sudah, aku tidak pernah berniat merepotkan orang lain terus-terusan. Apakah kau sudah jadi guru, sesuai dengan jurusanmu saat kuliah? Apakah kau guru yang selalu aku impikan sejak dulu? Atau apakah kau sudah menerbitkan buku? Satu saja, apakah sudah? Kumohon, aku sangat ingin kau menerbitkan buku dan memajangnya di etalase Gramedia-gramedia di seluruh Indonesia. Aku sangat ingin. Jika belum dan jika kau lupa, aku ingatkan kembali, kau sangat ingin menerbitkan buku sejak dulu. Semoga kau telah melakukannya.

Pasangan. Aku menulis ini dan belum pernah punya pasangan sekali pun. 19 tahun dan belum pernah disukai wanita. Hmm... sudah saatnya kau berani dan mengubah sejarah. Berlebihan sekali. Jadi, yang mana? Dia yang satu SMA atau satu kampus? Atau wanita lain yang tidak sengaja masuk dalam kehidupanmu di masa depan? Aku yakin dia orang yang baik. Ya... aku harap aku tidak berubah saat menjadi kamu.

Aku ingin membuka memorimu lebih jauh. Saat SMA. Bagaimana kabarnya ingatanmu soal SMA? Kau punya beberapa teman dekat saat SMA. Tidak banyak, tapi cukup untuk membuat draft cerita yang mungkin bisa kau tulis. Teman yang kau anggap penting, bahkan tidak kau dapatkan lagi sampai saat aku menulis ini. Ada satu orang yang dua daerah dengan tempat kuliahmu dan tiga yang merantau ke ibu kota. Bagaimana kabar mereka saat ini? Sudah lamakah tidak kau hubungi? Atau baru-baru ini? Aku mohon, tetap dekat dengan mereka. Apa saja masalah yang terjadi, cobalah untuk tetap dekat. Mereka adalah bagian dari harta karun di kehidupanmu. Ingatlah mereka yang selalu membuatmu tertawa, ingatlah mereka yang mengusik galaumu menjadi ceria, ingatlah mereka yang muncul dengan ide-ide yang membentukmu menjadi kamu saat ini. Ingatlah mereka yang tidak segan mengatakan, "Kamu jelek." Mereka terlalu sempurna untuk kau lupakan, mereka terlalu langka untuk bisa kau lestarikan. Jaga hubungan kalian.

Sapalah mereka satu kali lagi. Dalam grup BBM yang tak pernah ada isi, tapi tetap terasa berarti. Andai saja masa SMA itu selamanya, aku yakin aku tak akan pernah bosan. Walau saat kuliah kau temukan teman lain yang memang tidak sama, tapi mereka juga mengisi hidupmu. Ingatlah mereka semua. Sapalah mereka sekali lagi. Aku saat ini butuh mereka, kau juga di masa depan butuh mereka. Untuk membuka kembali semua kenangan dan semua kebahagiaan.

Untuk aku delapan tahun dari sekarang, semoga kau lebih bahagia lagi. Semoga kau tetap bisa bercanda dan tersenyum apa pun keadaan hatimu. Terimakasih sudah mau menjadi masa depan.

Boku no mirai.

Komentar

  1. wahh surat buat masa depan; keren. jgn lupa aja baca terus tiap tanggal 17 september; biar tau ada yang berubahkah, berkembangkah, atau ketinggalan kah, terselipkah.. hehee

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Menghargai Perbedaan dari Transformasi Novel ke Film

Jika Finding Nemo ada Sekuel Ketiga, Apa Judulnya?

Kimi No Iru Machi, A Town Where You Live